blog diaper murah

blog diaper murah
distributor gg

Sunday, December 11, 2005

antara si kuat dan si lemah

Sering orang tidak mau disebut lemah. Dengan berbagai cara, ia berusaha menjadikan atau
menunjukkan bahwa dirinya lebih kuat dari orang lain, mengikuti kontes-kontes adu kekuatan atau meminum obat kuat yang kini makin gencar iklannya.
Tapi aneh, apakah si lemah akan menjadi kuat, atau yang kuat malah jadi lemah jika ia berada
dalam bis dan ia berada dalam posisi duduk sedangkan ada ibu - ibu yang lagi hamil berdiri di
depannya. Fenomena ini mungkin tak asing bagi anda - anda penumpang bis kota, terutama di wilayah jakarta ini.
Banyak orang yang terlihat masih muda dan kuat, tetapi nyatanya di hadapkan dengan kejadian ini, tidak mau mengalah untuk memberikan tempat duduknya bagi si lemah. Walaupun telah jelas di hadapannya kalo ibu yang sedang berdiri itu jauh lebih tua daripada nya dan juga terlihat lelah.
Rupanya ada iklan yang hampir mirip dengan kejadian si kuat dan si lemah, iklan ini dibuat oleh
sebuah perusahaan asuransi mobil, yang dapat mengatasi mobil anda. Menggelikan, disitu
digambarkan , ada seorang pemuda yang sedang menunjukkan kekuatannya, kemampuannya kepada pacarnya, padahal ia sama sekali tidak melakukan apapun.
Ceritanya, ketika ban mobil yang dikendarainya pecah, pemuda itu memanggil tim dari perbaikan kendaraan, dan ia berpura - pura memperbaiki mobilnya. Ia mengambil abu dan mengotori tangannya, sehingga ia terlihat telah melakukan perbaikan mobil, ia berpura pura menghabiskan tenaga dalam memasang ban mobil, padahal .... IA TIDAK melakukan apapun.

Dari kejadian ini, dapat diambil sebuah perenungan, sebetulnya siapa sih yang kuat, apakah kuat kita ukur dari besarnya otot sehingga dapat mengangkut sebuah beban yang berat??? , atau kuat itu berarti suatu pertunjukkan yang hanya dipamerkan untuk "kekasih" tercinta. Atau kesediaan kita merelakan tempat duduk kita untuk yang lemah, kita masih kuat berdiri khan???, atau kita tiba tiba akan merasa lemah jika hal ini terjadi.

Mungkin lebih tepat arti kuat disini adalah :
kuatnya kita berkorban pada yang lebih lemah dari kita
(ups tapi jangan merasa lemah ya, kalo anda merasa begitu berarti anda orang yang memang LEMAH).
Kuatnya kita menahan nafsu kita karena nafsu yang tidak terkendali
akan menggerogoti kita & melemahkan iman kita.
Mari kita berusaha menjadi muslim dan muslimah yang kuat, yang bermanfaat bagi saudara- saudara kita.

Monday, October 24, 2005

1 + 1 = 30001

1 tambah 1 = 30001

Apakah ini hitungan yang salah, atau ini dihitung oleh orang yang tidak pernah belajar matematika, mungkin sebagian "ahli matematika" menganggap hitungan ini salah besar.
Tidak salah jika kita berhitung dalam cara Islam, di dalam Islam banyak2 kebaikan, dimana kebaikan tidak hanya dihitung dengan hitungan matematika 1 + 1 = 2 tapi bisa lebih..
Dalam Al Baqarah disebutkan :
Ayat 245 :

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkah hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.

Ayat 261 :

Perumpamaan (nafkah yang di keluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siap yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dari sinilah kita sadari bahwa 1 + 1 dalam Islam bukanlah sama dengan 2 tapi bisa lebih, karena ALLAH menjanjikan kita kebaikan yang berlipat ganda.

NAh kalo 1 + 1 = 30001???

Diantara sepuluh hari Ramadhan terdapat ‘Lailatul Qadr’, yaitu ‘malam seribu bulan. ’
Apakah ’malam seribu bulan’ itu ?

Allah SWT berfirman :
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr :1-5)

Allah telah menjanjikan jika kita beribadah di malam lailatul Qdr mendapatkan pahala setara dengan pahala ibadah2 selama 1000 bulan. Jika 1 bulannya ada 30 hari maka 1000 bulan berarti ada 30000 pahala dan ditambah 1 kebajikan karena kita melakukan ibadah itu.
Subhanallah, umur kita aja tidak sampai 1000 bulan,
bagaimana kita bisa memperoleh pahala itu.
Haid dan nifas, tidak menghalangi ibadah dan bermunajat kepada ALLAH, itu adalah pemahaman yang keliru. Memang ada hal2 yang dilarang oleh ALLAH, t api pelarangan terhadap hal-hal itu tidak membuat wanita dilarang beribadah. Jangan pernah berkecil hati akan takdir ini, yang harus dipikirkan adalah bagaimana perempuan melakukan ibadah lainnya yang optimal. Misal berdzikir dan berdoa, membaca terjemahan, atau kebaikan- kebaikan lainnya.

Sayang jika malam seribu bulan ini kita lewatkan begitu saja, mungkin ini kesempatan terakhir kita..
Apakah saudaraku sekalian berpikir kehidupan anda berlangsung selamanya???.
Suatu saat ada kiamat kecil yang pasti menghampiri kita, kematian. Untuk itu mari kita luangkan waktu kita dengan sebaik baik ibadah, karena hidup hanya sekali.
Kita sisakan waktu untuk beribadah, dan menghidupkan bulan Ramadhan ini dengan amalan terbaik kita.

Monday, October 17, 2005

Jika Harus MemilihTetap Bekerja atau Mengasuh Anak?

Minggu, 14 Januari 2001
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=15993&kat_id=100&kat_id1=&kat_id2=

Jika Harus MemilihTetap Bekerja atau Mengasuh Anak?

Menjadi ibu dan istri yang baik boleh jadi merupakan cita-cita setiap wanita. Itu pula yang dicita-cita Retno tatkala mengikatkan janji sehidup mati di hadapan penghulu, setahun lalu. Kini, ketika anak pertamanya lahir, cita-citanya makin membuncah. Ia merasa begitu bahagia dianugerahi anak yang sehat oleh Tuhan.

''Aku rasanya tak tega meninggalkannya di rumah dengan pengasuh, sementara aku pergi ke kantor,'' tutur perempuan bergelar sarjana ekonomi ini pada Tina, sahabatnya. Bagi ibu muda yang sebelumnya berkarir di sebuah bank swasta di ibu kota ini, membesarkan anak lalu menjadikannya anak yang saleh, cerdas dan sehat adalah di atas segala-galanya. Dan untuk itu, ia rela berkorban apa saja. Termasuk mengorbankan karirnya.

Dan begitulah, ketika cuti melahirkan dari kantornya habis, Retno tetap saja di rumah. Pilihan memang telah dijatuhkan. Atas persetujuan sang suami, Retno akhirnya keluar dari pekerjaannya di bank dan memilih untuk 'berkarir' di rumah. 'Yah, untungnya tanpa saya bekerja pun, Mas Anto bisa mencukupi kebutuhan keluarga. ''Bagi Retno, pilihan yang ia ambil, boleh jadi biasa-biasa saja. Tapi mungkin, tidak demikian bagi wanita lain. Bagi yang punya suami berpenghasilan pas-pasan misalnya, akan sangat sulit mengambil pilihan seperti itu. Tak cuma alasan ekonomi. Sebagian orang tampaknya juga masih sulit memahami, bagaimana wanita cerdas dan terpelajar seperti Retno bisa 'nrimo' hanya menjadi ibu rumah tangga yang kerepotannya mengurus anak nyaris tak kunjung usai setiap harinya.

Tapi, menurut para ahli, pilihan Retno untuk mengasuh sendiri anak-anaknya sangat bisa dipahami. Kata mereka, turun tangan mengasuh anak sampai dia berusia tiga tahun adalah keputusan yang sangat baik. Walau demikian, Anda yang kebetulan memilih untuk tetap bekerja meski telah memiliki anak, tak perlu berkecil hati.
Mengapa?
Sebab, wanita karir pun bisa menjadi ibu yang baik bagi putra putrinya walau pun ia tidak bisa menemani anaknya sepanjang hari. Memang sih banyak keuntungan yang bisa dipetik seorang ibu seperti Retno, yang memutuskan untuk mengasuh sendiri anaknya. Tapi, bukan berarti tak ada poin negatif dari keputusan itu. Nah, di bawah ini akan diuraikan seputar keuntungan dan kerugian yang bakal diterima oleh seorang ibu yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan lalu tinggal di rumah untuk mengasuh si buah hati. Moga-moga saja, uraian ini bisa menjadi acuan bagi wanita lain yang mungkin bakal menghadapi pilihan sulit: tetap bekerja atau mengasuh si Upik?

Keuntungan
Penelitian menunjukkan, ibu yang turun tangan langsung mengasuh anak pada tiga tahun pertama kehidupannya akan mendapat keuntungan terbaik. Mengapa? Sebab, pada masa-masa ini dengan sendirinya si ibu berkesempatan memainkan peranan penting dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, maupun emosional si anak.

''Berada di rumah bersama Ezra memungkinkan saya memperhatikan dia secara seksama dan mengetahui setiap perkembangan atau perubahan fisik dan emosionalnya,' ' kata Molly Olsen, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Los Angeles, AS.
''Saya senang sekali bahwa semua itu dilakukan oleh saya, bukan guru atau baby sitter. Saya jugalah yang melihat dia duduk dan tersenyum untuk kali pertama,'' sambung Molly bersemangat. Ibu-ibu seperti Molly ataupun Retno, juga akan merasakan ketenangan lantaran anaknya benar-benar diasuh oleh orang yang sangat mencintainya, bukan pembantu, atau pengasuh yang bisa saja tak tinggal lagi di rumah itu, bulan berikutnya.
''Sungguh, ini (mengasuh anak sendiri) 'karir' yang paling berharga yang pernah saya dapatkan, '' seru Margie Johnson, wanita asal Virginia yang telah 24 tahun menjadi ibu rumah tangga dan memiliki tujuh orang anak. Ia mengatakan, tinggal di rumah telah memberikan banyak hal yang sebelumnya tak terbayangkan. ''Bagi anak-anak, kehadiran kita sebagai ibu tak akan tergantikan, dan dengan mengasuh mereka secara langsung sama artinya Anda tengah membuat investasi personal yang sangat berharga, '' lanjut wanita yang menjadi anggota dewan direksi Mothers at Home -- sebuah organisasi non-profit yang mendedikasikan kegiatannya untuk mendorong para wanita agar tinggal di rumah mengasuh anak-anak mereka.

Kerugian
Wanita karir yang memutuskan untuk tinggal di rumah biasanya merasakan kesepian yang amat sangat. Bagi orang-orang yang biasa bergaul dengan rekan-rekannya sesama karyawati di kantor, perubahan suasana (dari kantor ke rumah) ini kadang kala juga bisa memicu depresi. Apalagi jika si ibu agak tidak 'ikhlas' menanggalkan karirnya di kantor, maka ia pun bisa merasa sangat terasing, meski berada di rumahnya sendiri. ''Bayangkan, aku merasa sangat sulit berhubungan dan bergaul dengan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahku,'' kata Ann Nicholas, ibu muda yang akhirnya kembali lagi bekerja di kantor setelah sempat beberapa bulan tinggal di rumah untuk mengasuh bayinya. ''Saya merasa tidak seperti banyak wanita lain yang merasa bahagia jika tidak bekerja di luar rumah.''Hal lain yang mungkin dirasakan ibu-ibu muda semacam Retno adalah merasa kehilangan harga diri. Ibu-ibu rumah tangga seperti ini memang tidak akan mendapatkan uang atau penghargaan lain yang sifatnya kebendaan buah kerja kerasnya: dari mengganti popok, mencuci baju, menyuapi hingga mengajak main si kecil.
Dan jika tidak memiliki kebesaran jiwa dan pintar-pintar memupuk rasa bahagia dan puas atas apa yang dilakukan, para ibu muda itu akan gampang didera rasa bosan, bahkan frustrasi. Ini, seperti yang dikeluhkan oleh Ann.
''Terus menerus berada di rumah membuat saya seperti tak punya identitas.
''Dan yang juga perlu dipikirkan, memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang cuma mengasuh anak-anak dan suami, kadangkala juga memunculkan problem ekonomi keluarga yang rumit. Terlebih-lebih -- seperti yang telah disebutkan di atas -- jika sang suami berpenghasilan pas-pasan. Bukan tak mungkin, bakal pecah perang dingin antara ibu dan sang suami.
Jangan sampai terjadi, ya?
berbagai sumber/hid ()

Friday, October 07, 2005

Pilih Mana Inner beauty atau outer beauty???

Sering banget pertanyaan ini saya lontarkan ke saudara laki-laki.
Pilih mana??? cantik atau imannya bagus..
Pertanyaan sederhana, tapi berat jawabannya.
Dari sekian pertanyaan yang dilontarkan tak jarang juga yang memilih tentang kecantikan.
Sesaat saya sedih, bagaimana dengan yang penampilan fisik mereka yang pas-pas an, apakah mereka harus mati-matian mengubah fisik mereka, agar mereka "Laku"(maaf kalo saya mengambil istilah ini ).

Kembali saya pada suatu keyakinan, apapun bentuk fisik seorang wanita, atau seorang pria, hanyalah ALLAH yang penentu jodohnya :) dan kembali pada sebuah ayat dalam Al Quran yang menyebutkan:
Yang baik akan dijodohkan dengan yang baik pula, sedangkan yang jahat dengan yang jahat..

Berpijak kepada kecantikan hati atau yang sering kita sebut inner beauty ada sebuah solusi yang saya peroleh yang bisa mewujudkan itu:

1. seringlah membaca al Quran.
Karena dengan baca al Quran dengan baik, maka otomatis kita senam
wajah :) Al Quran merupakan asy-syfah atau obat bagi pembacanya, sehingga
pancaran wajah orang-orang yang dekat dengan al Quran sangat menarik
hati. Apalagi kalo membacanya tidak hanya di lisan, atau hanya
membaca tanpa tahu makna di dalamnya tapi keseluruhan dari itu, kita
membacanya, kita memahaminya dan kita mengamalkannya.

2. Sedekah
Sedekah itu akan bisa membersihkan hati kita, karena sangat banyak orang kesusahan atau berhitung hitung dalam mengeluarkan zakat ataupun sedekah, padahal kalo untuk urusan kebutuhan yang tersier ( istilah keren untuk kebutuhan yang sebetulnya gak perlu perlu amat) diturutinya.
Saudaraku, Allah telah berjanji kepada kita, akan mengganti apapun yang kita belanjakan di jalan ALLAH dengan yang lebih baik lagi..

Apakah kita tidak menginginkan hal itu??

3. Qiyamul lail
Di kala banyak orang yang terlelap dengan tidurnya, ALLAH memerintahkan kita untuk bangun dari tidurmu, kenapa ??
karena waktu itu adalah waktu-waktu mustajab, doa doa kita terkabul. Kita bisa mengeluh kepada ALLAH, mengingat dosa2 kita dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Merajut kasih dengan sang MAHA KASIH, ALLAH swt.

4. mengajak orang lain pada kebaikan.
Jangan sampai kita menjadi orang penting sendiri ya.
"Yang penting kita sudah baik, yang penting kita sudah beribadah.."

Semoga kita dapat memiliki inner beauty, karena ALLAH tidak melihat fisik kita tapi melihat hati kita :)
Betapa indahnya, betapa semua dihargai oleh ALLAH karena melihat ibadahnya, bukan fisik.
Fisik merupakan ujian untuk sang pemiliknya tepatnya oleh yang dititipin, sekalipun kecantikan ketampanan hal itu juga merupakan cobaan bagi yang dititipin.Tak luput dari itu, kecantikan luar juga perlu lho, apa yang kita miliki hendaklah kita rawat dengan baik karena itu merupakan wujud syukur kita kepada Penciptanya, ALLAH.

Thursday, October 06, 2005

Derajat Hadist Populer Waktu Ramadhan


Derajat Hadist Populer Waktu Ramadhan
Rabu, 05 Oktober 2005, 02:55 WIB

Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do'a di waktu berbuka puasa Kemudian akan saya terangkan satu persatu derajatnya sekalian
Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah/dla'if tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan.

HADIST PERTAMA
"Artinya : "Dari Ibnu Abbas, ia berkata :
Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan :

Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim

(artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. YaAllah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui)".
[Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir]
Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif

Pertama :
Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang sangat lemah.
[1]. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if
[2]. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta)
[3]. Kata Imam Ibnu Hibban : Pemalsu hadits
[4]. Kata Imam Dzahabi : Dia dituduh pemalsu hadits
[5]. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya)
[6]. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta.

Kedua :
Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu Hibban telah berkata
: "Munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah dengannya".

Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami dan Al-Albani dan lain-lain
Periksalah kitab-kitab :
[1]. Mizanul I'tidal 2/666
[2]. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami
[3]. Zaadul Ma'ad di kitab Shiyam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim
[4]. Irwaul Ghalil 4/36-39 oleh Muhaddist Al-Albani.

HADIST KEDUA

"Artinya : Dari Anas, ia berkata :
Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan :
Bismillahi, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka)".
[Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shagir hal 189 dan Mu'jam Awshath]
Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if

Pertama :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly.Dia seorang rawi yang lemah.
[1]. Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah melemahkannya.
[2]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh diturut.
[3]. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah !
[4]. Saya berkata Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I'tidal 1/239).

Kedua :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.
[1]. Kata Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-Bajaly.
[2]. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk.
[3]. Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7) [4]. Saya berkata : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di kitabnya Risalah Puasa akan tetapi beliau diam tentang derajat hadits ini ?

HADIST KETIGA

"Artinya : Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan :
Allahumma Laka Sumtu ....." [Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Sunniy]
Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai ismillah.
Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

Pertama :
"Mursal, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa perantara shahabat).

Kedua :
"Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang Majhul. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya".

HADIST KEEMPAT

"Artinya : Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH
(artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah).
[Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239]
Al-Albani menyetujui apa yang dikatakAn Daruqutni.!

Saya berkata : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN.
Kesimpulan.
[1]. Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan.
[2]. Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja).

BEBERAPA HADITS LEMAH TENTANG KEUTAMAAN PUASA

Hadits Pertama

"Artinya : Awal bulan Ramadhan merupakan rahmat, sedang pertengahannya merupakan magfhiroh (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka". [Riwayat : Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir, Dailami dll. dari jalan Abu Hurairah]
Derajat hadits ini : DLAIFUN JIDDAN (sangat lemah).
Periksalah kitab : Dla'if Jamius Shagir wa Ziyadatihino. 2134, Faidhul Qadir No. 2815.

Hadits Kedua

:"Artinya : Dari Salman Al-Farisi, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Pernah berkhutbah kepada kami di hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda : "Wahai manusia ! Sesungguhnya akan menaungi kamu satu bulan yang agung penuh berkah, bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah jadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sunat, barang siapa yang beribadat di bulan itu dengan satu cabang kebaikan, adalah dia seperti orang yang menunaikan kewajiban di bulan lainnya, dan barangsiapa yang menunaikan kewajiban di bulan itu adalah dia seperti orang yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya. Dia itulah bulan shabar, sedangkan keshabaran itu ganjarannya surga.... dan dia bulan yang awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka..."
[Riwayat : Ibnu Khuzaimah No. hadits 1887 dan lain-lain]

Sanad Hadits ini DLAIF. Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin Zaid bin Jud'an. Dia ini rawi yang lemah sebagaimana diterangkan oleh Imam Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni, Abi Hatim, dan lain-lain.
Dan Imam Ibnu Khuzaimah sendiri berkata : Aku tidak berhujah dengannya karena jelek hafalannya.
Imam Abu Hatim mengatakan : Hadits ini Munkar !!
Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dloif wal Maudluah No. 871, At-Targhib Wat-Tarhieb jilid 2 halaman 94, Mizanul I'tidal jilid 3 halaman 127.


Hadits Ketiga

"Artinya : Orang yang berpuasa itu tetap didalam ibadat meskipun ia tidur di atas kasurnya".
[Riwayat : Tamam]
Sanad Hadits ini DLA'IF.
Karena di sanadnya ada : Yahya bin Abdullah bin Zujaaj dan Muhammad bin Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal. Kedua orang ini gelap keadaannnya karena kita tidak jumpai keterangan tentang keduanya di kitab-kitab Jarh Wat-Ta'dil (yaitu kitab yang menerangkan cacat/cela dan pujian tiap-tiaprawi hadits). Selain itu di sanad hadits ini juga ada Hasyim bin Abi Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang Majhul (tidak dikenal keadaannya dirinya). Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul I'tidal, dan Imam 'Uqail berkata : Munkarul Hadits !!

Kemudian hadits yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Anas bin Malik yang lafadnya sebagai berikut :

"Artinya :"Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas kasurnya".
Sanad hadits ini Maudlu'/Palsu. Karena ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Suhail, dia ini seorang yang tukang pemalsu hadits, demikian diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa.

Periksalah kitab : Silsilah Ahaadist Dla'if wal Maudl'uah No. 653, Faidlul Qadir No. hadits 5125.

Hadits Keempat

."Artinya : Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan tasbih, dan amalnya (diganjari) berlipat ganda, dan do'anya mustajab, sedang dosanya diampuni"
[Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi Aufa]
Hadits ini derajadnya sangat Dla'if atau Maudlu.Karena di sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha'i, salah seorang pendusta (baca : Faidlul Qadir No. 9293).

Hadits Kelima

."Artinya : Puasa itu setengah dari pada sabar" [Riwayat : Ibnu Majah].
Kata Imam Ibnu Al-Arabi : Hadits (ini) sangat lemah !

Hadist Keenam

."Artinya : Puasa itu setengah dari pada sabar, dan atas tiap-tiap sesuatu itu ada zakatnya, sedang zakatbadan itu ialah puasa" [Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman dari jalan Abu Hurairah].
Hadits ini sangat lemah !
[1]. Ada Muhammad bin Ya'kub, Dia mempunyai riwayat-riwayat yang munkar. Demikian diterangkan oleh Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa
[2]. Ada Musa bin 'Ubaid. Ulama ahli hadits. Imam Ahmad berkata : Tidak boleh diterima riwayat dari padanya (baca : Faidlul Qodir no. 5201).
Itulah beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa dan bulannya. Selain itu masih banyak lagi hadits-hadits lemah tentang bab ini. Hadits-hadits di atas sering kali kita dengar dibacakan di mimbar-mimbar khususnya pada bulan Ramadhan oleh para penceramah.
[1] [Disalin dari kitab Al-Masaa-il (Masalah-Masalah Agama)- Jilid ke satu, Penulis Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, Terbitan Darul Qolam - Jakarta, Cetakan ke III Th 1423/2002M]_________Foote Note[1]. Ditulis tanggal 7-11-1986 Sumber : http://www.almanhaj.or.id
(Nadantiar )

LEBAH MADU, PEMBUAT SARANG YANG SEMPURNA[1]



Disini akan ditampilkan cerita seri tentang lebah madu :) Semoga berguna bagi saudara-saudariku sekalian, atau bagi ibu yang mau mendongeng ke anaknya :)Atau buatku yang bisa mendongeng untuk janin didalam rahim ini.. subhanallah, belajar di setiap langkah kita merupakan sesuatu yang sangat menarik. Bagaimana kalo di setiap perjalanan kita, entah itu berjalan dari rumah ke kantor, atau dari kost ke kampus, atau mudik atau kemanapun kita melangkah. Kita dapat memperoleh suatu pelajaran yang berbeda tiap harinya.

Aku berteriak, "Jangan! Jangan sengat aku. Aku tak ingin disakiti!" Tapi, anehnya, tiba-tiba lebah itu berbicara kepadaku.
"Aku tidak akan menyengatmu. Aku hanya ingin berteman denganmu."

"Benarkah?" tanyaku.

"Kenalkan, aku seekor lebah pekerja. Aku tinggal di dalam batang pohon itu, bersama dengan ribuan temanku."

"Wah! Temanmu banyak sekali! Apa saja yang kalian lakukan sehari-hari?"
"Kami membersihkan sarang, mengumpulkan makanan dan membawanya ke sarang, membuat madu, menghangatkan sarang dan menjaganya..."
Semua lebah madu di dalam sarang mengerjakan tugas yang berlainan. Sebagian mengumpulkan makanan sementara yang lain membersihkan sarang atau menghasilkan madu.

Tidakkah kalian lelah mengerjakan itu semua?"

"Ah, tidak. Kami tidak pernah merasa lelah. Kami lebah pekerja saling berbagi tugas. Aku, misalnya, sekarang sedang membangun kotak-kotak untuk menyimpan madu..."
"Aku jadi penasaran, bagaimana kalian dilahirkan?"
"Pernahkah kamu mendengar ada seekor ratu di setiap masyarakat lebah madu? Sang ratu adalah lebah paling besar di antara lebah-lebah betina. Ia bertelur pada waktu-waktu tertentu. Tetapi kami tidak muncul dari telur begitu saja. Yang keluar dari telur adalah ulat-ulat putih yang disebut larva. Larva itu tanpa mata dan sayap atau kaki. Kemudian, dalam beberapa waktu mereka terbungkus sebagai kepompong. Sementara itu, mereka diberi makan dan akan keluar dari kepompong dengan rupa seperti aku."

"Hebat sekali! Tapi, kalian sangat banyak, tidakkah terjadi kekacauan di dalam sarang?

"O, tidak pernah. Sarang kami sangat teratur. Ribuan lebah hidup bersama secara damai dengan tugasnya masing-masing."

"Sungguh menarik! Aku masih belum tahu bagaimana kalian dapat teratur meskipun jumlahnya sangat banyak. Ayahku seorang manajer perumahan, tapi ia sulit menjaga ketertiban di sana. Tetapi kamu katakan kalian tidak mempunyai masalah seperti itu!

"Kamu pantas terkejut! Para ilmuwan pun juga terpesona dengan hal ini. Mereka mencari tahu bagaimana keteraturan bisa dijaga. Bagaimana setiap lebah tahu tugasnya. Bagaimana lebah sebanyak itu dapat bekerja sama dengan baik. Aku dapat memberikan jawabannya dengan singkat. Setiap kami mempunyai tugas tertentu; kami bekerja keras dan melakukan tugas kami dengan sungguh-sungguh. Kami juga berusaha agar tidak mengganggu ketertiban di dalam sarang."

Aku masih mendengarkan lebah pekerja itu dengan kagum. Tiba-tiba Ibuku memanggil, "Umar! Umar! Di mana kau, nak? Kita sudah mau pulang."
"Ibu memanggilku. Aku harus pergi sekarang. Aku senang bertemu denganmu. Terima kasih atas semua ceritamu!"

"Aku juga senang menemanimu. Mungkin kita bisa bertemu lagi! Bagaimana kalau kita bertemu lagi di sini pekan depan? Jika kamu mau, aku bisa membawamu ke sarang kami dan memperlihatkan kamar-kamar madu kami."

"Wah, pasti akan menyenangkan! Semoga orang tuaku bersedia datang lagi pekan depan.

"Baiklah, sampai jumpa pekan depan.

Sesampai di rumah, aku segera membuka ensiklopedi binatang hadiah ulang tahunku dari ayah. Segera aku buka halaman-halamannya dan kutemukan bagian mengenai lebah madu. Aku melihat gambar seekor lebah madu. Aku rindu teman kecilku…"

Aku membaca buku itu dengan penuh kekaguman. Aku sangat terpesona hingga tidak merasakan berlalunya waktu. Ibuku menjadi bertanya-tanya mengapa aku diam di kamar begitu lama. Dengan penuh semangat aku langsung bercerita kepada beliau tentang lebah.

"Ibu tahu tidak kalau lebah madu itu benar-benar menakjubkan? Coba Ibu dengarkan bagian akhir dari yang kubaca ini. Lebah madu betina bertugas membersihkan kamar-kamar sarang. Mereka mengeluarkan kotoran yang ditinggalkan lebah-lebah yang menetas dari kepompong mereka, lebah-lebah yang mati di dalam sarang dan segala sesuatu yang bukan menjadi bagian dari sarang. Tahukah Ibu apa yang mereka lakukan kalau menemukan kotoran yang terlalu besar untuk diangkut ke luar sarang? Mereka membungkus kotoran itu dengan zat yang disebut "propolis". Zat ini dapat mencegahnya menjadi sumber bakteri yang akan membahayakan kesehatan lebah lain di sarang. Sulit dipercaya, tetapi propolis adalah zat anti bakteri, yaitu zat yang mencegah bakteri untuk tumbuh…

Tahukah Ibu darimana mereka mendapatkan zat ini? Bagaimana makhluk mungil ini bisa mengetahui sifat kimia suatu zat begitu banyaknya? Sampai di situlah aku membaca. Aku akan ceritakan bagaimana mereka membuat zat itu…"


Source HarunYahya

Wednesday, October 05, 2005

Frogs lesson



Pelajaran pertama :
Sekelompok kodok sedang berjalan jalan melintasi hutan, dan dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Semua kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut,mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar- komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati.

Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagikerumunan kodok-kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.

Ketika dia sampai diatas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak mendengar teriakan kami?". Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli. Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodoktersebut.

Apa yang dapat kita ambil ibroh dari cerita Sang Kodok ini, diantaranya adalah: Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" justru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari. Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" dapat membunuh mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan kita ucapkan. Suarakan 'kata-kata kehidupan' kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa 'kata-kata kehidupan' itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan. Semua orang dapat mengeluarkan 'kata-kata kehidupan' untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit dari keputus-asaanya, kejatuhannya, ataupun kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh.
(Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani ( Adi Supriadi ) )

Pelajaran kedua :

tonitegarsahidi
17 Oct 2004, 12:17:24



Suatu hari seseorang yang ingin serba meneliti, ingin mencoba untuk merebus katak hidup-hidup. Dia pun pergi mencari katak di sawah (kelihatannya adanya kodok deh). Setelah dapat, ia pun membawanya ke rumah.

Di laboratoriumnya, ia merebus air hingga panas mendidih, lalu setelah agak lama, ia pun mengambil si katak dan memasukkannya di dalam air yang panas tadi. Karena terkejut, si katak kontan saja meloncat dari dalam panci, sehingga selamatlah si katak. Si peneliti pun kelabakan. Dia pun mencoba katak lain, namun semuanya bereaksi sama, yakni meloncat dari dalam panci.

Dia yang kebingungan pun mencoba bertanya kesana-sini. Dia pun terus memikirkan. Hingga suatu ketika dia menemukan cara untuk merebus katak itu hidup-hidup. Tidak seperti yang sebelumnya, kali ini ia meletakkan katak di dalam panci, dengan air yang dingin biasa, sehingga katak tersebut merasa nyaman di dalam panci. Lalu ia pun menyalakan api. Si katak yang ada di dalam pada mulanya merasa keenakan, tapi lama kelamaan ia mulai merasa lain.
“Aduh kok enak ya...
Aduh, tapi lama kelamaan mulai hangat nih....
Aduh, kok makin lama makin panas ya..??”
Ketika si katak benar-benar mulai kepanasan, ia ingin keluar.
Dan ia berusaha meloncat, sayangnya hal itu sudah terlambat.
Tubuhnya sudah melemah seiring bertambahnya suhu air tersebut.
Sehingga akhirnya sang katak pun mati.

Saudaraku, sadarkah kita bahwa Kita lah sebenarnya katak tersebut. Kita tentu akan meloncat jika disodori sebuah maksiat secara terang-terangan. Namun kita lihat, bahwa dalam 20 tahun terakhir, sebuah media, mampu mengantar bangsa ini secara perlahan-lahan, sehingga kita melihat secara bebas, para wanita yang berpakaian ketat, adegan peluk cium bukan muhrim di AFI, Idol, KDI, dll.
Semua Kita juga yang diantar secara perlahan-lahan sehingga ada banyak orang yang menganggap hukum Allah sudah tidak layak lagi untuk masa kini. Yang menganggap Islam adalah teroris.

Saudaraku, Inilah Perang Pemikiran. Sebuah perang Nyata yang tak terlihat oleh mata. Dan kita harus melawannya dengan perlawanan yang nyata.

Saudaraku, bangkitlah.
Kita masih sedang direbus oleh orang2 kafir. Kita masih bisa hidup karena kematian kita adalah saat kita sudah meninggalkan Islam ini. Meloncatlah selagi bisa, dan buatlah agar si perebus tadi merasakan bagaimana panasnya air tersebut.

Sengaja artikel tentang kodok/ katak saya angkat dalam blog ini, untuk mengingatkan saudaraku sekalian, dengan kiyasan makhluk - makhluk ciptaan ALLAH.

Sunday, September 25, 2005

Rindu Ramadhan

Rindu Ramadhan
Tak terasa hari yang kita lalui mengantarkan kita kembali ke bulan sya'ban. Kemudian Ramadhan. Bulan yang sama seperti tahun lalu. Dimana banyak orang yang beramai ramai memenuhi masjid, berpuasa, ber zakat dan amalan lain.
Akankan ramadhan - ramadhan saudara-saudaraku sama dengan yang telah lalu???
Mungkin bagi saudara yang saat ini memiliki keluarga baru, misal telah menikah, atau mempunyai anak, atau
telah bekerja, suasana ramadhan itu takkan sama..
Bagaimana dengan yang di luar itu. :)
Apakah ramadhan ini kita sambut dengan semangat yang sama, atau lebih atau tidak ada semangat karena seperti bulan ramadhan tahun- tahun yang lalu (naudzubillah). HArus kita tekadkan dalam hati, harus ada bekas ramadhan kita.
Ramadhan bukanlah training dimana kita musti belajar berpuasa , belajar beramal.. Ramadhan adalah
bulan perlombaan saudaraku, dimana pahala diobral di bulan ini, dimana maghfirah ALLAH, pengampunan ALLAH diberikan kepada hamba-hambaNYA. Akankah kita lewatkan kesempatan ini???.

Yang mungkin ini kesempatan terakhir kita, dan esok kita tidak menemui syahrul mubarak ini????Karena jatah umur kita telah habis.
Selama ramadhan,ghibah (ngerumpi) kita tahan, marah kita tahan, nafsu kita tahan, kepekaan sosial kita
tingkatkan,tapi apakah setelah ramadhan semua akan kembali??
Kebiasaan rumpi akan berlanjut, marah berlanjut, majelis taklim mulai jarang pengunjung, masjid mulai sepi...
Tidak, harus ada bekas setelah ramadhan, itulah artinya kita telah lulus dalam menjalani syahrul mubarak ini.

Tenangnya hati dibulan ini, dimana melihat semua orang berdzikir, pemandangan yang indah melihat masjid kian penuh, pemandangan yang menentramkan karena banyak orang berbondong bondong ke majelis taklim, dan pendengaran dan penglihatan yang menyejukkan hati kala banyak orang membaca AL Quran.

Semoga semua ini berbekas walau ramadhan telah lewat.
Rindu kita akan ramadhan, Semoga ramdhan ini kita lalui dengan sebaik baik amalan.8 hari lagi ramadhan, semoga kita siap dalam menjalaninya
:)

NB : "Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183)

Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah:"Wahai orang-orang yang beriman" dan disudahi dengan:" Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa."Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.

Friday, September 23, 2005

Ngejomblo Itu Nikmat, Jenderal!!!



Sungguh indah menikmati masa pernikahan tanpa diawali dengan pacaran, karena pacaran bisa dilakukan setelah nikah dilangsungkan. Indah itulah rasanya. Semoga ALLAH menjaga nikmat ini semua.

Kenangan berjomblo seumur hidup dan berakhir saat seorang datang untuk menikahin adalah sesuatu yang indah. Jangan merasa jomblo sesuatu yang sangat menyedihkan, alhamdulillah selama jomblo masih banyak kebahagiaan lain yang saya peroleh. Terutama kebahagiaan bersama teman-teman seperjuanganku, at my beloved campus..

Terimakasih telah menjadi teman2ku dan membuat kejombloanku bukan suatu yang perlu disesali dan terima kasih untuk suamiku yang memilihku sebagai istri dengan proses yang baik.

Artikel ini ditulis kembali oleh mumtaza annisa dan akan saya tampilkan kembali untuk saudara2 saya disini :)

07 May 2005, 20:04:26

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Hehehe, judulnya provokatif ya?! Bukannya mo "melawan" Jomblo itu pedih cuma yah buat perenungan diri aja di usia 23 ini. Habisnya begitu banyak "kompor" di sekitar yang bikin panas dan seolah–olah nyuruh segera mencari–cari pasangan. Untung tuh kompor nggak pada meledak.

Banyak orang yang katanya menyesal setelah menikah. Iya nyesel, kenapa nggak dari dulu. Hehehe J. Meski begitu, jomblo bukan berarti penderitaan. Buktinya banyak yang bangga dan bahagia dengan ke-jomblo-annya. Muncullah istilah Jojoba (Jomblo–jomblo Bahagia), Ijo Lumut (Ikatan Jomblo Imut), Kejora (Kelompok Jomblo Ceria), dan Joker's (Jomblo Keren nan sukses). Yang nggak kalah keren ada istilah High Quality Jomblo.


Jomblo emang lagi naik daun (nggak tahu sebesar apa daunnya, sampe nggak jatoh). Sebagai seorang bolamania, Jomblo itu ibarat pemain yang bertipe oportunis, single fighter, tidak bergantung pada pemain lain, selalu punya kelebihan dalam melihat dan memanfaatkan sekecil apapun di pertahanan lawan untuk hasil terbaik. Kemandiriannya membuat si Jomblo selalu fokus pada tujuan permainan, dan tidak terpengaruh hal lain. Dia adalah motivator dan inspirator dari sebuah tim/komunitas. Bebas bergerak menjelajah lapangan tanpa terikat pada posisi. Mampu mengoptimalkan stamina, teknik, dan daya tahan dalam menghadapi permainan lawan. Memiliki visi permainan yang cerdas untuk mencapai kemenangan. Dia mampu melihat sanctuary yang tidak bisa dilihat oleh pemain lain. Dia dikenal dengan istilah FANTASISTA! (yang begini mungkin yang pantas disebut High Quality Jomblo).

Ngejomblo atau tidak sebetulnya sih buat Saya nggak begitu penting. Karena yang penting tuh bagaimana kita bersikap dan berbuat dengan status kita itu. Kalau kita menyikapinya dengan penuh rasa syukur, positif, kreatif, produktif dan aktif (termasuk aktif nyari… pasangan hehehe). Insya Allah kita akan bisa menikmatinya. Enjoy aja kalo kata iklan mah! Percaya deh dengan begitu jomblo jadi hal yang nggak menakutkan lagi buat kita. Kita kan bisa lebih melihat lebih jauh ke depan dan lebih banyak sisi–sisi positif Jomblo.


Kalau orang bijak bilang, lihat ke-Jomblo-an sebagai peluang, bukan sebagai hambatan (hehehe, emang bisnis?!). Buang keluh kesah, terima ia sebagai sebuah nikmat lalu bersyukurlah, dan jangan pernah berhenti berharap. Sampai nanti tiba di batas waktu. Karena bicara soal cinta itu biacara sebuah hal yang indah dan rumit serta kompleks. Cinta itu sebagian orang bilang berwajah ganda. Di satu sisi menyimpan kebahagiaan tapi di sisi lainnya menyembunyikan penderitaan. Madu dan racun bersatu padu dalam cinta.

Cinta memang bukan virus (hehe, pinjam judul bukunya Mbak Jazhiem). Tapi salah seorang sahabat terbaik saya bilang bahwa orang jatuh cinta itu ibarat bermain judi, gambling. Filosofis banget ya. Menurutnya, ketika kita mencintai seseorang kita siap untuk bertaruh seberapa besar yang kita berikan kepada orang yang kita cintai itu. Jika kita memberikan segalanya, maka kita pun harus siap untuk kehilangan segalanya jika ternyata kita gagal. Dan jika kita hanya berikan bagian demi bagian maka jika gagal kita tidak akan kehilangan segalanya. Dan itu adalah pengalaman hidupnya saat ia memutuskan untuk jatuh cinta, memberikan segalanya dan akhirnya gagal. Eh koq jadi jauh banget nyasarnya.

Balik lagi ke masalah per-jomblo-an. Jangan sampai status ke-jomblo-an kita bikin kita jadi jadi "mutung", apalagi ketika melihat adik–adik kelas atau adik tingkat dan sejenisnya yang usianya dibawah kita udah nggak jomblo lagi. Hingga ujung–ujungnya kita "banting harga", ngobral. Sampe ada istilah 3 siapa dalam mencari jodoh. Usia under 25, "Siapa elo?". Usia 25–30 tahun, "Siapa gue ya?". Hingga akhirnya, "Siapa aja deh!" ketika usia dah masuk kepala tiga.

Buanglah gelisah, hapuslah resah dan jangan gundah dengan ke-jomblo-an kita. Lihat ia sebagai bagian dari rencana Allah untuk hidup kita. Percaya deh kita bisa tetap happy menikmati hari–hari sepi sendiri. Kita percayakan bahwa jodoh memang ada di tangan Allah. Meski sebetulnya pepatah itu juga bermakna bahwa : walaupun kita sudah berusaha sangat keras sekali nguber, ngejar, sampai ngelamar tapi kalau bukan jodoh ya nggak akan jadi. Tapi sebaliknya, kalau kita nggak mau berusaha, nggak mau membuka diri, atau istilah sepakbolanya menunggu di daerah pertahanan, ya nggak bakal dapat juga. "Jodoh kita akan terus ada di tangan Allah" kalau kita nggak usaha. Khan nggak mungkin tahu–tahu ada seseorang yang sesuai kita inginkan datang dan mengatakan, "Nikah, yuk!".

Begitulah hidup, nggak semuanya bisa dijelaskan dengan logika. Otak kita memiliki batas kemampuan untuk mengungkap semua keajaiban alam semesta yang maha sempurna ini. Ada banyak hal dalam hidup ini yang hanya bisa kita terima tanpa reserve. Itu adalah rahasia Ilahi Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Kalau suatu keadaan itu memang tidak dapat kita ubah, misalnya kasus Jomblo ini, ya kita terima saja. Itu berarti jalan terbaik menurutNYA buat kita meski menurut kita belum tentu. Tapi DIA Maha Mengetahui yang terbaik buat hambaNYA. Toh gerundelan, uring–uringan, marah–marah, bahkan pake acara ngambek segala nggak ada gunanya.


Mengalir sajalah, lakukan yang terbaik, semampu kita dengan seoptimal mungkin. Soal hasil akhir, itu kita serahkan pada Yang Maha Mengetahui. Yang penting kita udah do the best. Melawan "arus" cuma bikin capek sendiri dan menimbulkan "riak–riak" baru dalam hidup kita. Bukan berarti pasrah dan diam tapi seperti burung yang terbang mengikuti arah angin, tapi tetap mengepakkan sayapnya. Mengalirlah dengan aktif. Jangan buang–buang energi dengan hal yang merugikan diri dan orang lain apalagi masa depan kita. Just go with the flow!

Dunia jomblo nggak melulu kusam dan muram. Tergantung kita yang menjalaninya, mau kita beri "warna" apa. Dan semua itu berawal dari hati dan pikiran kita. Hati yang bersih penuh syukur dan pikiran cerdas yang jernih akan membuat kita produktif dalam "mewarnai" dunia jomblo kita. Coba kita salurkan ke hal-hal positif seperti produktif berwira usaha atau melakukan hal–hal lain yang bermanfaat bagi orang banyak. Mumpung masih lonely, kita masih punya konsentrasi yang banyak, waktu luang yang cukup dan sumber daya yang bisa kita optimalkan. Bukan berarti pas dah nggak jomblo nggak bisa produktif, tapi jelas kita akan membagi perhatian, tenaga dan waktu kita buat keluarga.

Nggak percaya?! Buktikan aja sendiri. Jomblo, berarti kita punya waktu untuk bisa lebih jauh mempersiapkan diri menghadapi kehidupan ke depan termasuk kehidupan berumah tangga. Karena menikah tuh nggak cuman sekadar memadu cinta, lho! Seribu hal baik menyenangkan maupun tidak, baik mudah maupun sulit menanti ketika kita memutuskan untuk menikah. Dan masa Jomblo bisa kita pergunakan untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Mempersiapkan ilmu, mental, jasmani, rohani hingga ekonomi. Termasuk rencana dan planning serta anggaran kehidupan.

So, jangan kecil hati kalau memang mesti ngejomblo. Apalagi sampai patah arang, patah hati sampe pengen matahin leher segala. Jangan, bro! cupet alias kerdil itu namanya. Dunia jomblo pun tak kalah indahnya koq. Asal kita nggak melihat dan menyikapinya negatif. Karena jomblo nggak berarti sendiri, toh yang jomblo banyak jadi kita nggak sendirian khan? So, "ngejomblo? Siapa takut!!!" (Syaheed Agung)




wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Wednesday, September 21, 2005

Aku Ingin Anak Lekakiku Menirumu

Sengaja saya adopsi sebuah cerita lagi untuk saya tampilkan dalam blog ini, cerita ini penuh hikmah. Dan saya ingin membaginya dengan saudara-saudariku. Semogakita dapat mengambil hikmah cerita ini dan mengamalkan nya.
Bagi saya, seorang anak terlahir bersih masih belum ada noda...

Aku Ingin Anak Lekakiku Menirumu
Rabu, 29 Juni 2005, 05:35 WIB

Sumber :
http://percikan-iman.com/modules.php?name=Artikelpilihan&op=detail_artikelpilihan&id=130


Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya: "Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!" Suamiku menjawab: "Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak

lelaki ingin seperti aku." Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa.

Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatamkan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: "Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah." Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: "Oh ya. Ide bagus itu."

Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidak berapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.

Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.

Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan. Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan.

Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima. Sejak hari itu, Ahamad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah.

Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedang menyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.

Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu. Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu: "Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!"

Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu. "Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!"

Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku. Ada yang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu.

Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendong ayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriak menghentak, "Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!" Dengan kasar disorongkannya bayi mungil itu.

Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi.

Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istri dan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini. Pecahlah tangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya.

Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: "Dulu kau hempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak ia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!"

Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam.

Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, "Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?"

Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak boleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu?

Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepada Ahmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.

Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan mereka berdua, "Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang tak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta. Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan. Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia. Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan.

Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasa dan seorang wanita tua terpaku di tempatnya. Memang tak mudah untuk berubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: "Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang."

Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama, bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi sambil tertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuh kabut rahasia, dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allah menitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan.

Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu. Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.

Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu. Kelak, jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi. aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu!

Amin, alhamdulillah

a Butterfly's lesson :)

Untuk saudaraku yang ingin / yang akan menikah

Hani (24 th) akhir-akhir ini sering resah sendiri, apa yang dilakukannya sering menjadi serba salah, bahkan untuk hal-hal yang rutin dikerjakannya pun tak luput dari kesalahan. Hani juga jadi lebih sensitif, ada hal kecil saja yang tak berkenan di hatinya sudah dapat membuat ia sedih dan menangis. Tentu saja keadaan ini tidak membuat ia merasa nyaman terhadap dirinya sendiri. Usut punya usut, ternyata Hani sebentar lagi akan menikah, tepatnya sepekan lagi.Hani akan memasuki dunia baru, ia akan mengarungi bahtera rumah tangga. Persiapan sudah dilakukan, tempat sudah di booking jauh-jauh hari, undangan telah disebar, segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis pernikahan sudah disiapkan dengan matang. Pendeknya, segala sesuatunya sudah beres, sisanya tinggal persiapan diri yang bersangkutan saja untuk menghadapi pernikahannya.

Sebetulnya Hani merasa telah mempersiapkan dirinya menghadapi pernikahan ini, tapi tak urung ia masih juga khawatir, apakah ia siap berbagi hidup bersama orang yang baru dikenalnya?
Apakah ia sanggup menjalankan amanah sebagai seorang istri lalu menjadi seorang ibu?
Hani teringat bahwa suatu hari ia pernah membaca sebuah buku yang di dalamnya diceritakan kisah tentang seorang wanita yang bertanya kepada Rasulullah SAW :
"Ya Rasulullah SAW, aku adalah seorang gadis yang ingin menikah, maka beritahukanlah kepadaku, apakah hak-hak suami terhadap istrinya agar aku dapat melaksanakannya? InsyaAllah".Rasulullah SAW yang mulia menjawab :
"Diantara hak suami atas istrinya adalah : Jika saja kaki suamimu terluka kemudian luka itu bernanah dan mengeluarkan bau busuk, kemudian engkau membasuhnya dengan wajahmu, maka engkau belum dianggap memenuhi semua hak suamimu. Dan kalau saja Allah membolehkanku untuk memerintahkan manusia sujud kepada manusia lain, sungguh aku perintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya".
Hani ingat, ketika itu ia sampai bergidik membacanya.Ia juga teringat akan pembahasan tentang istri sholihah dalam kajian yang sering diikutinya, sehingga membuatnya terus menerus berfikir, apakah ia mampu menjadi istri sholihah?
Hani memang punya tekad kuat untuk menjadi istri sholihat. Ia ingin pernikahannya menjadi ladang amal sholih baginya, dan untuk itu ia akan mengerahkan seluruh kemampuannya.Sebenarnya Hani tak perlu sampai khawatir begitu, sebab rasanya kita semua, baik yang belum menikah atau bahkan yang sudah menikah bertahun-tahun masih harus terus belajar dan berproses menjadi istri yang sholihah, dan proses itu tidak akan pernah berhenti selama kita masih menjadi seorang istri.
Memang sangat jauh lebih baik proses untuk menjadi istri yang sholeha dimulai jauh-jauh hari sebelum Allah SWT memberikan jodoh kepada kita.
Lalu ketika hari pernikahan sudah diambang pintu, apa yang seharusnya dilakukan...?

Pertama :
Lebih intensif mendekatkan diri kepada Allah SWT, dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
Menikah adalah keputusan penting dalam kehidupan manusia. Siapapun tentunya tidak ingin salah dalam mengambil keputusan, apalagi keputusan itu menyangkut hal penting dalam hidupnya yaitu: "Pernikahan" Nah detik-detik menjelang "hari H" itu intensiflah bermunajat kepada Allah SWT, memohon kepada-Nya agar keputusan yang telah kita ambil itu benar-benar mendapat taufiq (persetujuan) serta ridho-Nya dan pernikahan ini menjadi keputusan terbaik dalam hidup kita.
Juga memohon bimbingan kekuatan, kemudahan dalam menjalani hidup berumah tangga, sehingga menjadi rumah tangga yang sakinah,mawaddah wa rahmah hingga akhir zaman.

Kedua : Berusaha untuk ikhlas dan senantiasa menjaga keikhlasan dalam kondisi apapun.
Ikhlas dalam konteks akan membangun rumah tangga adalah berusaha ikhlas menerima calon pasangan kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ingat, kita akan menikahi manusia, bukan malaikat. Betapapun tinggi tingkat ketaatan seseorang dalam beragama, bukan berarti dapat mengubahnya menjadi malaikat yang tak pernah berbuat salah. Siap menikah berarti siap untuk terus menjaga keikhlasan dalam menjalani semua kewajiban, konsekwensi, dinamika dan gelombang dalam berumah tangga.
Sehingga dalam menghadapi kondisi seberat apapun nantinya, sikap kita adalah melakukan perenungan kembali tentang niat awal kita menikah.
Apa sih niat saya menikahi dia?
Kenapa sih saya mau menikahi dia?
Dengan demikian kita senantiasa diingatkan bahwa ada yang harus selalu dijaga dalam pernikahan ini. Ia adalah keikhlasan itu sendiri. Dalam kerangka ini, insyaAllah pernikahan akan menjadi ibadah di sisi-Nya.

Ketiga : Menjaga kebersihan hati dan menghiasinya dengan adab-adab syar'i.
Ingat, sebelum prosesi aqad nikah dilangsungkan, status kita terhadap calon pasangan adalah non-mahram, yang berarti adab berinteraksi dengan calon pasangan adalah sebagai mana adab berinteraksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Hal itu sangat penting disadari untuk menjaga kebersihan hati agar tidak tergoda untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh syar'i. Berkomunikasi dan berinteraksi tentu saja boleh, tidak mungkin orang yang akan menikah tidak berkomunikasi dan berinteraksi dengan calon pasangannya. Tapi berusahalah sedapat mungkin berkomunikasi dan berinteraksi sesuai dengan adab yang diperbolehkan syariat. Misalnya, musyawarah tentang persiapan menikah dilakukan di rumah, bersama oang tua kita, atau dapat dilakukan di rumah orang yang kita percaya, tentu saja dengan didampingi oleh tuan rumahnya. Hindari berkhalwat berdua dengan calon pasangan, ingat

"tidaklah seorang laki-laki dan perempuan berkhalwat melainkan ketiganya adalah syaitan". (Al-Hadits).

Hindari juga sms, telephon, email mesra dan lain-lain yang sejenis, yang kesemuanya dapat membuat hati kita menjadi kotor, berangan-angan dan jatuh dalam dosa. Jika kita menginginkan pernikahan yang akan kita jalani mendapatkan taufiq, inayah, berkah dan ridho Allah SWT, kita harus mengusahakan agar segala persiapan sedapat mungkin "bersih" sejal awal prosesnya.

Mudah-mudahan tiga hal ini dapat membantu kita lebih pandai menata dan menjaga hati, sehingga detik-detik menjelang pernikahan tidak perlu lagi menjadi detik-detik yang membuat resah dan gelisah, tetapi sebaliknya menjadi detik-detik yang penuh keindahan dan kemanisan munajat kepada Allah SWT, yang membuka dan menjadikan semua jalan menjadi mudah dan terang.
Amin.
Kemudian dapatlah setelah itu kita dengan keyakinan kepada Allah SWT, berkata kepada calon suami kita : "wahai calon suamiku, marilah kita naiki bahtera ini, mari kita kembangkan layarnya bersama-sama, kita hadapi gelombangnya tanpa rasa gentar.
Semoga Allah SWT bersama kita. (Kado untuk adik-adik yang akan menikah dan tentunya semua saudaraku) salam hangat..

[diambil dari sebuah milis]
little comment
Tentunya sangat susah memastikan hati apakah dia ("calon") adalah jodoh kita. Hanya ALLAH yang tahu. Kepastian, mintalah pada yang lebih PASTI dan mengetahui KEPASTIAN itu, ALLAH. Banyak pertanyaan yang datang pada ane, menanyakan bagaimana ane bisa yakin menikah dengan pria itu, yang alhamdulillah sekarang jadi suami saya, semua saya kembalikan ke sebuah niatan , menikah di jalan ALLAH dan karena ALLAH. Mengenai kesiapan, semua nya berproses, pasti berproses... Semoga kami juga bisa menjadikan rumah tangga kami , rumah tangga idaman. SAKINAH MAWADDAH WAROHMAH

Tuesday, September 20, 2005

little jundi

Kami hanyalah muslimah yang masih jauh dari sholehah yang hakiki dan seorang mujahidah, tapi itu adalah cita-cita kami, dan kami senantiasa mengibarkan jilbab ini dan membulatkan AZZAM tuk capai tujuan menjadi seorang wanita sholehah dan seorang mujahidah :)

Wednesday, September 14, 2005

Wallapeper


Wallpaper disamping ini bisa dipakai di desktop kalian. Wallpaper ini berisi nasihat-nasihat . Semoga bermanfaat ya.

Tak pernah hilang kepekaan kasihku untuk ibu

Bayi yang akan dilahirkan ke muka bumi bertanyapada Tuhan, "Ya Tuhan, aku sebentar lagi akanlahir ke bumi, tapi bagaimana aku bisa hidup disana sedangkan tubuhku ini begitu kecil dan rapuh?"
Tuhan menjawab sambil tersenyum, "Aku akanmenugaskan salah seorang bidadariKu untuk menemanidan menjagamu di sana."

"Tapi, sekarang ini aku hidup di surga. Tak adayang aku kerjakan selain bernyanyi dan bergembira.Aku hidup bahagia di sini."
"Janganlah sedih. Bidadarimu kelak akan bernyanyidan bermain-main bersamamu sepanjang hari. Ia akanmencurahkan cintanya padamu dan membuatmu bahagia."
"Tapi, bagaimana aku bisa bercakap-cakap denganorang-orang di sana bila aku tak tahu apa bahasamereka?"
"Oh, bidadarimu akan menceritakan cerita-ceritayang indah dan manis yang belum pernah kau dengar.Dengan penuh sabar dan kasih sayang bidadarimuakan mengajar kau berkata-kata dan berbicara"
"Lalu apa yang harus aku lakukan bila aku rindudan ingin berbicara padaMu, Tuhan?"
"Bidadarimu akan mengajarkan bagaimana kau bisaberdoa padaKu."
"Oh Tuhan, aku dengar di bumi banyak orang jahat.Lalu, siapakah yang akan melindungiku?"
"Bidadarimu akan membela dan melindungimu, meskiia harus mengorbankan nyawanya sendiri."
"Tapi, aku sedih karena aku tak bisa melihatMu lagi."
"Bidadarimu akan selalu bercerita tentang Aku danmengajarkan bagaimana kau bisa beribadah padaKu,meski sesungguhnya Aku selalu berada dekatmu. Jauhlebih dekat dari prasangkamu."
Waktu kelahiran semakin dekat. Ia harus segerameninggalkan surga yang damai. Tergesa-gesa iakembali bertanya, "Oh Tuhan, tak lama lagi akuakan pergi, mohon Kau berkenan memberitahu akusiapakah nama bidadariku itu?"
"Nama bidadarimu itu tak penting. Kelak kau akanmemanggilnya: IBU....."

Become a Great Mother

Buat apa kamu kuliah, jika akhirnya cuma ngurus anak aja ???? pernah perkataan itu terlontar dari seorang teman. Hanya senyum di wajah, ups tidak hanya senyum, tapi sebuah penjelasan. Apa semua orang menganggap kuliah itu untuk bekerja. Mungkin jika pikiran itu berada di semua orang, akan banyak tipe pekerja yang muncul dalam bumi. Padahal, kalo kita gali lebih dalam lagi, ada sebuah tipe yang tak kalah baiknya, yaitu pembentuk, pendidik.

Apa hubungan tipe terakhir yang saya sebutkan diatas dengan seorang ibu?? ada. Ibu merupakan madrasah pertama sang anak, kalo madrasah pertama saja tidak mempunyai pendidikan yang bagus , bagaimana nasib generasi depan kita. Yah mungkin beruntung kalo memiliki uang, sehingga bisa menitipkan pendidikan anak ke sekolah-sekolah yang berkualitas dan mahal. Tapi bagi yang ingin berhemat, langkah apa yang akan diambil??? Tidak, pikirku, insya ALLAh saya takkan melewatkan satu tahap pun dari pertumbuhan anakku kelak. Karena saya adalah seorang ibu, madrasah pertama sang anak.



Ingatlah saudariku :
ummu madrasatul uula Al
"Ibu adalah sekolah yang pertama (bagi anak-anaknya)".






Banyak yang dapat dari keluhan ibu-ibu. Yang mana anak ibu itu lebih pintar karena les macam-macam, dan ada juga yang pintar karena tidak di les kan macam-macam. Ada yang sayang dengan ibunya, ada yang kurang dekat dengan ibunya.
Mari kita tengok kembali bagaimana kondisi sang ibu, bagaimana dalam kondisi ini, ibu sangat berperan .

Kalo saya boleh berbagi sebuah kisah, tentang seorang ibu yang hamil. Selama ia hamil, tak henti hentinya ia mendidik anaknya. HAH.. mendidik?? anaknya belum lahir, bagaimana mendidiknya.
Dengan tak bosan-bosannya ia mendidik anak yang sedang di kandungnya, dengan
membacakannya buku. Dan anda tahu apa yang terjadi, setelah anak itu telah lahir dan
sekarang menginjak usia balita????? Anak itu dapat mengingat apa yang telah dibacakan sang ibu..
subhanallah, ransangan dari sang ibu sangat berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya.

Dan masih banyak cerita - cerita lain dari para ibu yang tak bosan-bosannya saya
mendengarkan untuk saya pelajari. Belajar dan belajar, wahai kaum ibu, janganlah kita pernah berhenti untuk belajar dan menjadi pintar, karena kepintaran itu bukan hanya untuk bekerja tapi anakmu sangat
membutuhkan itu :).

Mungkin itu dulu yang saya tuliskan, tulisan yang masih miskin dengan ilmu, insya ALLAH sayaakan berusaha terus untuk belajar become a Great mother :)

Perang

"Wah saudari-saudariku, posisi anda tidak bagus. Bulan tampak terang, tepat di atas kalian.
Posisi kalian pasti mudah diketahui musuh."Peringatan mas'ul(ketua)ku sempat menggetarkan hati. "Ya Allah.. bisakah kami menunaikan ini semua"

"Bagaimana ini, kapan kita menyerang musuh", kata wiwin."Sekarang ukhti, musti sekarang.. jangan kita ulur waktu lebih banyak lagi", jawab ine."baik kita susun strategi sekarang juga", wiwin memimpin penyusunan.
Yah, pagi itu kami meghabiskan waktu kami.. di hutan. Sepi, gelap.. hanya terang bulan yang
membantu mata kami menunjuk jalan. Ya Rabbi, di kala semua orang tidur, di kala semua lelap
dan terbuai dengan mimpinya.. kami disini menunjukkan kemilitan kami dalam memperjuangkan
jalan-Mu.

"Ifah bagaimana denganmu??"tanya wiwin padaku. "Apa kau sakit?", lanjutnya.Ingin tak kuperlihatkan betapa sakitnya perut ini, tapi ternyata, wajahku tak bisa menyembunyikan sakit ini.
Sakit..sakit.. Anggukan pelan kutunjukkan pada mas'ul ku itu.
Subhanallah, kulihat senyum di wajahnya, bukan lemparan kemarahan lantaran alasanku ini.

"Ifah, anti disini aja. Kita jaga benteng ini", tegur wiwin.Enam orang menyerang dan mengintai musuh dan 4 orang lagi menjaga benteng, termasuk aku.
Seandainya, seandainya badan ini mendukung, mungkin ini cobaan dari-Mu ya Rabb. Padahal
ingin diri ini, maju menjadi garis depan. Menjadi mujahidah tangguh yang menumbangkan musuh. Tak tahan diri ini, duduk dan terdiam. Tak tahan diri ini, sementara saudari-saudariku berjuang teguh disana. Kulangkahkan kaki, walau gontai karena sakit. "harus.. harus kutahan sakit ini"

Di semak-semak aku bantu pengintaian.
"Ifah.. ifah... ", ine berteriak sewaktu melihatku" Musuh mendekat, musuh menipu kita. mereka datang.. banyak ifah, banyak."
"Ayo ukh, kita lihat. Bagaimana keadaan mereka."
Rasa itu.. sakit mulai hilang, azzamku untuk menunaikan tugas ini telah mengalahkan rasa sakit. Tidak kupedulikan lagi betapa sakitnya tadi, saat ini kekuatiran ku terhadap keselamatan saudari-saudariku mengalahkan itu semua.

"Azzamm... Azzam..Azzaammm."
"Azzamm, bantu kami azzam..
"Azzam, azzam adalah kode pasukan kecilku yang menandakan bahaya. "
"Ya Allah, ada apa dengan mereka"
Kulangkahkan kakiku turun dari benteng, menuju saudari-saudariku.
"Ya Allah kuatkan hamba-Mu ini, karena hanya engkaulah yang maha segala-Nya'
"Ine, gantikan posisiku. Ana akan maju"
"Ifah,.. hati-hati ukhti"
"Insya Allah, hanya Allah pelindungku"
Langkah menuju mereka kupercepat, aku tak ingin terlambat membantu mereka. Walau diri ini hanya seorang akhwat yang lemah, tapi tenaga, raga dan seluruh kemampuan ini akan kukerahkan, optimal.

"Ifah, bantu kami."teriak saudariku saat melihatku muncul dari balik semak.
"Allahu Akbar... Allahu Akbar...Pergi kalian para zionis, singkirkan tangan kalian dari tubuh suci saudariku... pergi...PERGI"
Tubuhku yang mulai ringkih berusaha menghalau mereka, memaksa mereka untuk segera pergi.
Sungguh terasa tak adil.. diri ini tidak membawa satu senjatapun. Hanya ranting kecil, sama rapuhnya seperti diriku. Pertengkaran tak dapat dielakkan lagi.
Sengit.. seru .. ..seram mungkin itu istilah yang keluar jika kita menonton film tentang perang. Tapi ini bukanlah film yang pernah kutonton, ini adalah perang, ini adalah peperanganku.

"Hi ..kalian.. zionis, menyingkir kau segera dari bumi suciku ini. Takkan kubiarkan kalian
tenang disini, sampai titik penghabisanku" teriak asyah.
Sempat kuperhatikan, perlawanannya yang kuat. Asyah meronta ronta saat tangannya terikat, musuh berusaha melumpuhkannya. Tapi asyah tak mau berhenti begitu saja. Apapun ia lakukan, menggigit, menendang sampai tali ikatan tangannya terlepas. Tidak cuma-cuma ilmu beladiri yang sempat dipelajarinya, sehingga ia bisa memberikan perlawanan yang sangat tangguh.

"Zionis... takkan kubiarkan kalian merebut negriku dan menghinaku, dienku" teriak khansa.
"Ah...."terdengar juga jeritan dari saudari-saudariku. Bingung apalagi yang kuperbuat, sementara badanku yang tadinya ringkih telah kulupakan keringkihannya. Kebingunganku dan kegusaranku untuk segera mengenyahkan musuh ini lebih besar daripada rasa sakit ini.

"Allahu akbar.." walau hanya berbekal ilmu karate asal china yang kami pelajari baru beberapa bulan, kami tetap maju, menyerang musuh dengan itu.
"Musuh masuk benteng, musuh masuk benteng....."terdengar teriakan dari bukit tempat benteng kami berdiri. Hah, apa yang bisa kulakukan, disini, masih memerlukan bantuan, bagaimana disana???

"tidak ya Rabbi apa yang ana lakukan"
"ifah, anti tetap disini, ana akan menengok keadaan disana"
Segera kuanggukkan kepala ini, menyetujui kalimat saudaraku untuk tetap disini. Tak lama asyah pergi, musuh makin memperkuat perlawanannya.
"Ah.. apa arti peluh, apa arti sakit ini, dan apa arti kerinduanku untuk tidur di malam yang dingin ini atau dipagi hari yang masih gelap ini, cukuplah ALLAH pelindungku, cukup cinta ALLAH tujuanku, semoga dengan diri ini melakukan ini, ALLAH menggolongkan diri ini ke dalam golongan hamba-hambanya yang dicintaiNYA"

Kuteruskan perjuanganku.
Terdengar kembali semak semak yang terganggu dengan langkah kaki. Muncul dibalik semak,
asyah sudah datang kembali membantu kita.
"Keadaan di benteng , aman. Saudara kita sudah bisa mengatasinya, bagaimana dengan dirimu
ifah", tanya asyah

"saya baik-baik saja asyah, musuh telah pergi, mungkin ini hanya tuk sejenak, tapi yah lumayan untuk istirahat kita" jawabku.
Kami berdua pun terdiam sejenak sembari waspada melihat musuh yang mungkin hendak menyerang
kembali.
"IFah, lihat, musuh ukhti!!, mereka datang membawa pasukan yang lebih banyak lagi", teriak asyah.

Sempat lemas badanku, apalagi mendengar jumlah yang dikatakan asyah yang tidak sedikit, "
bagaimana dengan sakit perutku... perih ya ALLAH, rupanya istirahat memunculkan sakitku ini,
ya ALLAH sakit, sakit... kuatkan diriku ya RABB ku".
Tenaga kami yang masih tersisa, kami gunakan untuk menghadapi musuh kami. Yah benar asyah, musuh kali ini lebih banyak daripada sebelumnya, rupanya, musuh yang mundur, bukan berarti mundur selamanya, ia memanggil teman- temannya untuk memperkuat pasukannya.

Allahu AKbar.. allahu akbar..allahu akbar,,,... maju ukht, maju ukh.............priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttt..............

suara pluit yang dibunyikan pengawas kami telah kami dengar, seiring itu terdengar juga bedug adzan subuh, yang mengisyaratkan pada kami saatnya sholat subuh. Perang telah usai, tepatnya latihan perang.

Memang di negeri kami belum ada perang, perang fisik, latihan ini hanya sebagai perwujudan rasa simpati kami kepada saudara kami di palestina, IRAK, atau di bumi - bumi ALLAH lain, untuk menegakkan dien kami. Hanyalah simulasi, dimana rasa sakitnya belum, atau jauh dari kenyataan.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari ini, perang, berarti tak ada lagi ketenangan tuk kita, tenang tidur, tenang untuk belajar, tenang untuk makan atau tenang untuk merasakan hal-hal yang mungkin kita anggap asyik. Sepatutnya kita mensyukuri apa yang kita peroleh sampai hari ini, nikmat sehat, nikmat kebebasan dari penjajah, nikmat belajar, bekerja dan kenikmatan kenikmatan lainnya yang mungkin sangat susah dirasakan oleh saudaraku yang di negerinya sedang tertindas.

Walau kita disini tidak perang secara fisik, tapi kita tetap perang dengan hawa nafsu kita, karena sesungguhnya perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu. Saudaraku, kita tak pernah tahu sampai kapan kita diberikan ALLAH kebebasan ataupun kehidupan, maka berbuat baiklah dan isilah tiap waktu- waktumu dengan kebaikan - kebaikan yang akan menjadi bekalmu di akhirat. semooga kita bisa bertaubat akan kesalahan -kesalahan kita, taubatan nasuha, taubatan yang sungguh-sungguh, tuk kembali lagi ke jalanNYA.

Mungkin esok tak ada lagi waktu saudaraku,
mungkin esok, tak ada lagi kebebasan untuk kita.
Seiring doa untuk saudara-saudaraku yang sedang berjuang, semoga ALLAH melindungi kalian dan
selalu bersama kalian. syahid adalah tujuan :)