blog diaper murah

blog diaper murah
distributor gg

Wednesday, September 14, 2005

Perang

"Wah saudari-saudariku, posisi anda tidak bagus. Bulan tampak terang, tepat di atas kalian.
Posisi kalian pasti mudah diketahui musuh."Peringatan mas'ul(ketua)ku sempat menggetarkan hati. "Ya Allah.. bisakah kami menunaikan ini semua"

"Bagaimana ini, kapan kita menyerang musuh", kata wiwin."Sekarang ukhti, musti sekarang.. jangan kita ulur waktu lebih banyak lagi", jawab ine."baik kita susun strategi sekarang juga", wiwin memimpin penyusunan.
Yah, pagi itu kami meghabiskan waktu kami.. di hutan. Sepi, gelap.. hanya terang bulan yang
membantu mata kami menunjuk jalan. Ya Rabbi, di kala semua orang tidur, di kala semua lelap
dan terbuai dengan mimpinya.. kami disini menunjukkan kemilitan kami dalam memperjuangkan
jalan-Mu.

"Ifah bagaimana denganmu??"tanya wiwin padaku. "Apa kau sakit?", lanjutnya.Ingin tak kuperlihatkan betapa sakitnya perut ini, tapi ternyata, wajahku tak bisa menyembunyikan sakit ini.
Sakit..sakit.. Anggukan pelan kutunjukkan pada mas'ul ku itu.
Subhanallah, kulihat senyum di wajahnya, bukan lemparan kemarahan lantaran alasanku ini.

"Ifah, anti disini aja. Kita jaga benteng ini", tegur wiwin.Enam orang menyerang dan mengintai musuh dan 4 orang lagi menjaga benteng, termasuk aku.
Seandainya, seandainya badan ini mendukung, mungkin ini cobaan dari-Mu ya Rabb. Padahal
ingin diri ini, maju menjadi garis depan. Menjadi mujahidah tangguh yang menumbangkan musuh. Tak tahan diri ini, duduk dan terdiam. Tak tahan diri ini, sementara saudari-saudariku berjuang teguh disana. Kulangkahkan kaki, walau gontai karena sakit. "harus.. harus kutahan sakit ini"

Di semak-semak aku bantu pengintaian.
"Ifah.. ifah... ", ine berteriak sewaktu melihatku" Musuh mendekat, musuh menipu kita. mereka datang.. banyak ifah, banyak."
"Ayo ukh, kita lihat. Bagaimana keadaan mereka."
Rasa itu.. sakit mulai hilang, azzamku untuk menunaikan tugas ini telah mengalahkan rasa sakit. Tidak kupedulikan lagi betapa sakitnya tadi, saat ini kekuatiran ku terhadap keselamatan saudari-saudariku mengalahkan itu semua.

"Azzamm... Azzam..Azzaammm."
"Azzamm, bantu kami azzam..
"Azzam, azzam adalah kode pasukan kecilku yang menandakan bahaya. "
"Ya Allah, ada apa dengan mereka"
Kulangkahkan kakiku turun dari benteng, menuju saudari-saudariku.
"Ya Allah kuatkan hamba-Mu ini, karena hanya engkaulah yang maha segala-Nya'
"Ine, gantikan posisiku. Ana akan maju"
"Ifah,.. hati-hati ukhti"
"Insya Allah, hanya Allah pelindungku"
Langkah menuju mereka kupercepat, aku tak ingin terlambat membantu mereka. Walau diri ini hanya seorang akhwat yang lemah, tapi tenaga, raga dan seluruh kemampuan ini akan kukerahkan, optimal.

"Ifah, bantu kami."teriak saudariku saat melihatku muncul dari balik semak.
"Allahu Akbar... Allahu Akbar...Pergi kalian para zionis, singkirkan tangan kalian dari tubuh suci saudariku... pergi...PERGI"
Tubuhku yang mulai ringkih berusaha menghalau mereka, memaksa mereka untuk segera pergi.
Sungguh terasa tak adil.. diri ini tidak membawa satu senjatapun. Hanya ranting kecil, sama rapuhnya seperti diriku. Pertengkaran tak dapat dielakkan lagi.
Sengit.. seru .. ..seram mungkin itu istilah yang keluar jika kita menonton film tentang perang. Tapi ini bukanlah film yang pernah kutonton, ini adalah perang, ini adalah peperanganku.

"Hi ..kalian.. zionis, menyingkir kau segera dari bumi suciku ini. Takkan kubiarkan kalian
tenang disini, sampai titik penghabisanku" teriak asyah.
Sempat kuperhatikan, perlawanannya yang kuat. Asyah meronta ronta saat tangannya terikat, musuh berusaha melumpuhkannya. Tapi asyah tak mau berhenti begitu saja. Apapun ia lakukan, menggigit, menendang sampai tali ikatan tangannya terlepas. Tidak cuma-cuma ilmu beladiri yang sempat dipelajarinya, sehingga ia bisa memberikan perlawanan yang sangat tangguh.

"Zionis... takkan kubiarkan kalian merebut negriku dan menghinaku, dienku" teriak khansa.
"Ah...."terdengar juga jeritan dari saudari-saudariku. Bingung apalagi yang kuperbuat, sementara badanku yang tadinya ringkih telah kulupakan keringkihannya. Kebingunganku dan kegusaranku untuk segera mengenyahkan musuh ini lebih besar daripada rasa sakit ini.

"Allahu akbar.." walau hanya berbekal ilmu karate asal china yang kami pelajari baru beberapa bulan, kami tetap maju, menyerang musuh dengan itu.
"Musuh masuk benteng, musuh masuk benteng....."terdengar teriakan dari bukit tempat benteng kami berdiri. Hah, apa yang bisa kulakukan, disini, masih memerlukan bantuan, bagaimana disana???

"tidak ya Rabbi apa yang ana lakukan"
"ifah, anti tetap disini, ana akan menengok keadaan disana"
Segera kuanggukkan kepala ini, menyetujui kalimat saudaraku untuk tetap disini. Tak lama asyah pergi, musuh makin memperkuat perlawanannya.
"Ah.. apa arti peluh, apa arti sakit ini, dan apa arti kerinduanku untuk tidur di malam yang dingin ini atau dipagi hari yang masih gelap ini, cukuplah ALLAH pelindungku, cukup cinta ALLAH tujuanku, semoga dengan diri ini melakukan ini, ALLAH menggolongkan diri ini ke dalam golongan hamba-hambanya yang dicintaiNYA"

Kuteruskan perjuanganku.
Terdengar kembali semak semak yang terganggu dengan langkah kaki. Muncul dibalik semak,
asyah sudah datang kembali membantu kita.
"Keadaan di benteng , aman. Saudara kita sudah bisa mengatasinya, bagaimana dengan dirimu
ifah", tanya asyah

"saya baik-baik saja asyah, musuh telah pergi, mungkin ini hanya tuk sejenak, tapi yah lumayan untuk istirahat kita" jawabku.
Kami berdua pun terdiam sejenak sembari waspada melihat musuh yang mungkin hendak menyerang
kembali.
"IFah, lihat, musuh ukhti!!, mereka datang membawa pasukan yang lebih banyak lagi", teriak asyah.

Sempat lemas badanku, apalagi mendengar jumlah yang dikatakan asyah yang tidak sedikit, "
bagaimana dengan sakit perutku... perih ya ALLAH, rupanya istirahat memunculkan sakitku ini,
ya ALLAH sakit, sakit... kuatkan diriku ya RABB ku".
Tenaga kami yang masih tersisa, kami gunakan untuk menghadapi musuh kami. Yah benar asyah, musuh kali ini lebih banyak daripada sebelumnya, rupanya, musuh yang mundur, bukan berarti mundur selamanya, ia memanggil teman- temannya untuk memperkuat pasukannya.

Allahu AKbar.. allahu akbar..allahu akbar,,,... maju ukht, maju ukh.............priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttt..............

suara pluit yang dibunyikan pengawas kami telah kami dengar, seiring itu terdengar juga bedug adzan subuh, yang mengisyaratkan pada kami saatnya sholat subuh. Perang telah usai, tepatnya latihan perang.

Memang di negeri kami belum ada perang, perang fisik, latihan ini hanya sebagai perwujudan rasa simpati kami kepada saudara kami di palestina, IRAK, atau di bumi - bumi ALLAH lain, untuk menegakkan dien kami. Hanyalah simulasi, dimana rasa sakitnya belum, atau jauh dari kenyataan.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari ini, perang, berarti tak ada lagi ketenangan tuk kita, tenang tidur, tenang untuk belajar, tenang untuk makan atau tenang untuk merasakan hal-hal yang mungkin kita anggap asyik. Sepatutnya kita mensyukuri apa yang kita peroleh sampai hari ini, nikmat sehat, nikmat kebebasan dari penjajah, nikmat belajar, bekerja dan kenikmatan kenikmatan lainnya yang mungkin sangat susah dirasakan oleh saudaraku yang di negerinya sedang tertindas.

Walau kita disini tidak perang secara fisik, tapi kita tetap perang dengan hawa nafsu kita, karena sesungguhnya perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu. Saudaraku, kita tak pernah tahu sampai kapan kita diberikan ALLAH kebebasan ataupun kehidupan, maka berbuat baiklah dan isilah tiap waktu- waktumu dengan kebaikan - kebaikan yang akan menjadi bekalmu di akhirat. semooga kita bisa bertaubat akan kesalahan -kesalahan kita, taubatan nasuha, taubatan yang sungguh-sungguh, tuk kembali lagi ke jalanNYA.

Mungkin esok tak ada lagi waktu saudaraku,
mungkin esok, tak ada lagi kebebasan untuk kita.
Seiring doa untuk saudara-saudaraku yang sedang berjuang, semoga ALLAH melindungi kalian dan
selalu bersama kalian. syahid adalah tujuan :)